Menstrual Hygiene on Youth & Adolescence during COVID-19 Pandemic


Di tengah situasi pandemi COVID-19 penting bagi kita untuk menjaga kesehatan terutama untuk para kaum muda dan wanita. Maka dari itu Center for Indonesian Medical Students’ Activities (CIMSA) UGM menghadirkan sebuah Webinar SCORA The Series untuk para kaum muda dan wanita. Acara ini terbagi menjadi 2 sesi yaitu SCORA The Series 1 yang dilaksanakan pada 12 September 2020 dan SCORA The Series 2 yang diadakan pada 13 September 2020 melalui zoom meeting dan live melalui kanal Youtube CIMSA UGM.
SCORA The Series 1 hadir dengan tema Menstrual Hygiene on Youth & Adolescence during COVID-19 Pandemic dengan narasumber dr. Sandeep Nanwani, MMSc. Beliau merupakan Programme Officer for Adolescent Sexual and Reproductive Health UNFPA Indonesia. Beliau juga merupakan alumni dari Harvard Medical School.
Pada webinar yang dihadiri oleh lebih dari 200 peserta ini, dr. Sandeep menyampaikan bahwa banyak ketakutan yang dirasakan remaja ketika mengalami menstruasi. Padahal sebenarnya menstruasi merupakan proses normal yang dialami perempuan. Sehingga remaja yang mengalami menstruasi tidak perlu merasa malu, takut, ataupun rendah diri. Selain itu pada webinar ini disampaikan pula mitos, fakta, serta persepsi-persepsi yang banyak beredar di masyarakat yang sebenarnya kurang tepat.

Tumbuh Kembang
Pada proses tumbuh kembang, terdapat perubahan pada kelamin. Namun, yang paling besar bukan di otak akan tetapi pada di otak yaitu di bagian pusat emosional seseorang berkembang sangat pesat.
Proses tumbuh kembang mendasari perubahan fisiologis pada saat remaja, yaitu antara lain:
a. Lebih memahami apa yang diinginkan
b. Lebih perhatian kepada citra tubuh.
c. Lebih sensitif secara emosional
d. Memiliki rasa ingin tahu yang besar
e. Lebih butuh privasi
f. Lebih menunjukkan ketertarikan seksual kepada orang lain.

Menstruasi
Pada masa tumbuh kembang anak menjadi seorang remaja terjadi perubahan pada tubuh. Perubahan paling besar bukanlah terkait dengan organ reproduksi melainkan perubahan pada otak dimana pada remaja pusat emosi (limbic system) berkembang sangat pesat sehingga remaja akan lebih tahu apa saja yang diinginkannya. Remaja juga mulai mengalami hal baru yaitu menstruasi dan mimpi basah. Nah, remaja ini perlu untuk diberikan edukasi terkait reproduksi karena masih banyak masyarakat yang menganggap tabu akan hal tersebut.
Proses normal menstruasi berlangsung selama 21-35 hari. Pertama fase mens 1 sampai 5 dinding rahim meluruh setelah itu hari 6-12 adalah fase folikuler. Hari ke 13-15 adalah fase ovulasi atau fase subur dapat terjadi kehamilan jika dibuahi dan yang terakhir adalah fase luteal hari 15-18 dalam fase ini dapat terjadi premenstrual Syndrome (PMS). pada saat menstruasi, terdapat 3 pilihan jenis pembalut yang dapat dipakai yaitu pembalut sekali pakai, pembalut kain, dan menstrual cup. Setelah digunakan, pembalut kain harus dicuci. Pembalut sekali pakai dapat langsung dibungkus dan dibuang, namun biasanya pada adat Jawa dapat dicuci dulu.

Terdapat juga mitos seperti ketika menstruasi tidak boleh cuci rambut faktanya kita harus mencuci rambut karena pada saat menstruasi rambut dan kulit menjadi berminyak, tidak boleh berolahraga faktanya kita boleh berolahraga seperti peregangan ringan, tidak boleh makan nanas atau minuman soda faktanya boleh makan nanas atau minum soda karena darah keluar karena kontraksi rahim jadi makanan tidak berpengaruh. Tips pada saat menstruasi. Diantaranya istirahat yang cukup atau bercerita mengenai emosi yang dirasakan ketika mengalami emosi negatif seperti sedih dan marah. Jika merasa lemas dan lelah saat menstruasi, dapat diatasi dengan istirahat. Selain itu, disarankan juga untuk mengkonsumsi tablet penambah darah 1 x sehari untuk mengganti zat besi yang hilang. Jika merasa nyeri saat menstruasi, dapat diatasi dengan minum air hangat dan melakukan peregangan atau olahraga ringan. Penggunaan analgetik dapat digunakan jika nyeri yang dirasakan tidak dapat ditahan.

Mimpi Basah
Selain membahas mengenai menstruasi, pada webinar kali ini juga membahas mengenai mimpi basah. Tidak semua laki-laki mengalami mimpi basah. Mimpi basah tidak harus dengan mimpi erotis. Pada laki-laki dorongan seksual lebih tinggi daripada perempuan itu tidaklah benar. Dorongan seksual antara laki-laki dan perempuan sama. Namun, laki-laki lebih bisa mengekspresikan dorongan seksual tersebut daripada perempuan.

Setelah webinar selesai, diadakan sesi tanya jawab mengenai materi webinar tersebut. Antusiasme peserta webinar sangat baik, dilihat dengan banyaknya pertanyaan yang masuk saat sesi tanya jawab. Salah satu peserta webinar bertanya mengenai kelebihan dan kekurangan menstrual cup dan pengaruhnya terhadap keperawanan. Secara medis, keperawanan tidak ditentukan oleh struktur selaput dara, melainkan faktor sosial. Selaput darah seseorang memiliki struktur yang berbeda-beda, sehingga keperawanan tidak dapat hanya ditentukan oleh selaput darah. Disamping itu, penggunaan menstrual cup belum dilakukan penelitian jika dapat melukai selaput darah atau tidak. Penggunaan jenis-jenis pembalut memiliki kelebihan dan kekurangan yang berarti untuk semua jenis pembalut. Namun, penggunaan menstrual cup memiliki non-medis, seperti menjaga lingkungan, aktivitas sehari-hari, ketersediaan, hingga biaya.
Selain itu, terdapat pertanyaan mengenai cara mengurangi hasrat seksual yang keluar saat menstruasi. Terdapat tiga aspek untuk mengelola hasrat seksual yang muncul. Pertimbangan yang dilakukan seperti merefleksikan diri. Kedua, mengetahui batasan-batasan yang dimiliki, baik batasan fisik dan batasan emosional. Terakhir, melakukan keputusan berdasarkan proses yang telah dilalui secara bertanggung jawab.

Red: Westri Prabandari, Raini Cahya, Ajeng Fadilla, Zebaoth Kevin, Elma Riskika, Farah Raisya.

Leave a comment

Your email address will not be published.