MEA 2015 : Persiapan Farmasis Indonesia Go Internasional Part.3


peghargaan

Berikut kelanjutan dari tips menghadapi MEA 2015 :

5.Belajar ilmu penunjang
Industri farmasi pada zaman sekarang ini tidak hanya cukup dengan ilmu kefarmasian saja. Ada beberapa ilmu penunjang yang perlu dipelajari sebelum atau ketika bekerja meliputi :

A.Manajemen
Apoteker adalah calon pemimpin pada setiap perusahaan farmasi. Dengan demikian kemampuan manajemen adalah sangat penting. Biasanya untuk Apoteker yang baru lulus, pertanyaan wawancara juga akan berkaitan dengan manajemen. Pengalaman berorganisasi adalah sangat penting. Alwi mengaku, “saya masih ingat lagi ketika saya mendapat pekerjaan yang pertama, ada banyak teman-teman apoteker yang nilainya lebih besar tetapi karena saya pengalaman berorganisasi dan manajemen, akhirnya saya yang diterima. Saya pernah ikut BEM, HMI MPO dan ketua assisten praktikum. Pengalaman ini boleh digunakan ketika kita bekerja”.

B.Akuntansi
Di zaman sekarang ini setiap pabrik farmasi berlomba untuk mengeluarkan obat dengan harga yang murah dan terjangkau tapi effektif. Sebagai seorang Apoteker di industri farmasi kita juga mendapatkan tugas bagaimana membuat obat dengan harga murah dan terjangkau. Kemampuan melakukan dasar-dasar akuntansi akan sangat membantu dan merupakan nilai tambah untuk memasuki industri farmasi.

C.Komunikasi
Bekerja di industri farmasi tidak pernah sendirian, kita akan ada anak buah, atasan dan kolega. Komunikasi pada setiap tingkat jabatan adalah berbeda cara dan bahasa. Tidak bisa komunikasi disama-ratakan untuk semuanya. Kadang kita perlu ubah pilihan kata sebelum berbicara atau mengirim e-mail. Jika Anda telah biasa berorganisasi tentu Anda punya pengalaman tentang berkomunikasi.

D.Psikologi
Ilmu dasar psikologi adalah penting ketika kita mau mengambil anak buah. Sebab kita akan mewawancara sesorang sebelum bekerja dibawah arahan kita dan kita ingin pastikan bahwa orang ini tidak hanya pandai berbicara tetapi juga pandai bekerja. Semua keputusan untuk mengambil seseorang bekerja dibawah arahan kita adalah keputusan kita. Jadi jangan sampai tertipu dengan penampilan dan nilai IPK seseorang.
Adapun standar IPK untuk dipanggil ujian psikologi sekarang ini adalah IPK 3.0. Jadi sambil belajar hal-hal lain juga pastikan IPK anda minimum 3.0.

E.Statistik
Di dalam industri farmasi banyak statistik yang digunakan. Terutama sekali ketika menganalisa data kita perlu statistik untuk membuat keputusan. Adapun statistik yang biasa digunakan adalah 7 QC TOOLS meliputi Fishbone Diagram, Check sheet, Control Chart, Pareto chart, Scatter diagram, Flowchart.

F.Komputer
Penggunaan microsoft office adalah sudah biasa di dalam industri farmasi. Merupakan syarat mutlak untuk menguasai word, excel dan power point. Merupakan sebuah nilai tambah jika kita menguasai microsoft project dan AutoCad. Dua program sangat diperlukan ketika kita membuat projek di dalam industri farmasi.

Di samping itu, Anda juga memerlukan kemampuan untuk presentasi dan membuat Curriculum Vitae (CV) yang menarik. CV adalah langkah pertama yang harus dipersiapkan setelah lulus. Alwi mendapat panggilan wawancara dari agen pencari kerja sebab CV-nya. Tahun depan ia mendapat tawaran bekerja sebagai pimpinan instalasi farmasi di salah satu rumah sakit swasta Malaysia. Ini semua ia akui sebab CV yang menarik para agen pencari kerja.

Alwi juga berpesan mengenai saat wawancara kerja, mintalah gaji yang sesuai. Sebagai perbandingan, di Malaysia rata-rata gaji Apoteker yang baru lulus adalah Rp 7 juta, sedang di Singapura rata-rata Rp10 juta. Pun jangan takut merantau ke luar negeri. “Biasanya kalau kita bekerja sebagai orang asing yang berpengetahuan, kita akan diberi pinjaman mobil dan rumah kontrakan.

Jadi pastikan ada SIM A sebelum merantau sehingga bisa memohon SIM international. Bisa juga seperti saya ikut ujian SIM di Negara tersebut”, ujar Alwi.

Nah, kiranya begitulah sedikit cerita dan tips dari alumnus Fakultas Farmasi UGM, Alwi Mulyadi dengan segala pengalamannya bekerja di Malaysia. Semoga dapat memberikan kebermanfaatan lebih lanjut kepada para mahasiswa yang harus menghadapi MEA 2015 ini agar mampu bersaing baik di kancah ASEAN maupun global.

end.
(wawancara oleh bu Marlyn, ditulis kembali oleh Annisa -red-)

Leave a comment

Your email address will not be published.